RSS

KLASIFIKASI DAN PELABELAN BAHAN KIMIA VERSI GHS ( Bahaya Kesehatan )

04 Mei

B. BAHAYA KESEHATAN

1. Toksisitas akut

Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :

Toksisitas akut

Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Kategori 4

Kategori 5

Oral (mg/kg)
LD 50 ≤ 5
5 <LD 50≤ 50

50 < LD 50 ≤ 300

300 < LD 50 ≤ 2000
  • 2000 mg/kg < LD 50 ≤ 5000 mg/kg
  • Efek indikasi yang signifikan pada manusia
  • Semua kematian pada kategori 4

    -Tanda – tanda klinis yang signifikan pada kategori 4

    – Indikasi dari hasil penelitian yang lain

Kulit (mg/kg)
LD 50 ≤ 50 50 < LD 50 ≤ 200

200 < LD 50 ≤ 1000

1000 < LD50 ≤ 2000
Gas (bpj)
LC 50 ≤ 100 100 < LC 50 ≤ 500

500 < LC 50 ≤ 2500

2500< LC 50 ≤ 5000
Uap (mg/L)
LC 50 ≤ 0,5 0,5 < LC 50 ≤ 2

2 < LC 50 ≤ 10

10 < LC 50 ≤ 20
Debu (mg/L)
LC 50 ≤ 0,05 0,05 < LC 50 ≤ 0,5

0,5 < LC 50 ≤ 1

1 < LC 50 ≤ 5

Kategori 1

Kategori 2

Kategori 3

Kategori 4

Kategori 5

Piktogram

Tanpa simbol

Kata Sinyal

Bahaya

Bahaya

Bahaya

Awas

Awas

Pernyataan

Bahaya

Oral :

Fatal jika tertelan Fatal jika tertelan Toksik jika tertelan Berbahaya jika tertelan Dapat berbahaya jika tertelan
Kulit
Fatal jika terkena kulit Fatal jika terkena kulit Toksik jika terkena kulit Berbahaya jika terkena kulit Dapat berbahaya jika terkena kulit
Terhirup Fatal jika terhirup Fatal jika terhirup Toksik jika terhirup Berbahaya jika terhirup Dapat berbahaya jika terhirup

2. Korosi / Iritasi kulit

Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :

Subkategori korosif

Korosif terhadap ³ 1 dari 3 binatang

Kategori 1 : Korosif

(Untuk otoritas yang tidak mengunakan kategori)

Korosif

Hanya digunakan pada beberapa otoritas

Paparan

Observasi

I A

£ 3 menit

£ 1 jam

I B

> 3 menit – £ 1 jam

£ 14 jam

I C

> 1 jam – £ 4 jam

£ 14 jam

Kategori 2 : iritasi

(untuk semua otoritas)

  1. 2,3 ≤ erythema/eschar < 4,0 atau 2,3 ≤ eodema < 4,0 pada sedikitnya 2 atau 3 hewan percobaan pada kisaran 24,48 dan 72 jam setelah bagian dipindahkan atau jika reaksi diabaikan dari kisaran diatas menjadi 3 hari berikutnya setelah reaksi kulit mulai terjadi.
  2. Inflamasi yang timbulpada akhir perode observasi umumnya 14 hari pada sedikitnya 2 binatang, sebagian diambil untuk alopecia(area terbatas), hyperkeratosis, dan scaling, atau
  3. Di beberapa kasus dengan respon yang bermacam – macam pada binatang dengan efek yang positif tergantung paparan dari bahan kimia pada tiap binatang tetapi kurang dari kriteria diatas.
Kategori 3 : iritasi ringan

(hanya untuk beberapa otoritas)

  1. Nilai rata – rata untuk erythema/ eschar 1,5 < 2,3 atau untuk oedema pada sedikitnya 2 dari 3 hewan percobaan pada kisaran 24,48 dan 72 atau jika reaksi diabaikan dari kisaran diatas menjadi 3 hari berikutnya setelah reaksi kulit mulai terjadi (jika tidak termasuk dalam kategori iritasi diatas)

Kategori 1A

Kategori 1B

Kategori 1C

Kategori 2

Kategori 3

Tanpa simbol


Bahaya

Bahaya

Bahaya

Awas

Awas

Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

Menyebabkan iritasi kulit

Menyebabkan iritasi ringan pada ku

3. Kerusakan / iritasi serius pada mata

Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :

Kategori 1

Iritan pada mata ( efek tidak terpulihkan pada mata ) adalah uji terhadap bahan yang menimbulkan :

  • tidak kurang dari 1 binatang yang berefek pada kornea, iris atau konjungtiva yang tidak dapat diramalkan untuk merefer atau tidak pulih sepenuhnya dalam waktu observasi yang normal selama 21 hari

    – tidak kurang 2 dari 3 binatang, memberikan respon positif pada opasotas kornea ³ 3 dan atau iritis > 1,5 dihitung sebagai nilai rata-rata yang mengikuti grading pada 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian bahan uji.

Sensitisasi Kategori 2 A

Iritan pada mata adalah uji bahan yang menimbulkan :

  • tidak kurang 2 dari 3 binatang percobaan memberikan respons positif pada opasitas kornea ³ 1, dan atau iritis ³ 1, dan atau kemerahan konjungtiva ³ 2, dan atau odema konjungtiva ( demosis ) ³ 2
  • dihitung sebagai nilai rata-rata dengan grading pada 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian bahan uji.
  • dapat pulih penuh setelah observasi normal selama 21 hari

Kategori 2 B

Iritan pada mata berupa iritasi ringan yang dapat pulih setelah 7 hari observasi

Kategori 1

Kategori 2A

Kategori 2B

Tanpa simbol

Bahaya

Awas

Awas

Menyebabkan kerusakan serius

pada mata

Menyebabkan iritasi serius

pada mata

Menyebabkan iritasi pada mata

4.  Sensitisasi pernafasan / kulit

Sensitisasi saluran pernafasan :

Kategori

Kriteria

1

  • Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini dapat menyebabkan hipersensitisasi pernafasan yang spesifik
  • Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan

Sensitisasi pada kulit :

Kategori

Kriteria

1

  • Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini dapat mempengaruhi sensitisasi melalui sentuhan kulit pada sejumlah orang

Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan

Kategori 1

Kategori 1

Bahaya

Awas

Dapat menyebabkan gejala alergi atau gejala asma atau sulit bernapas jika terhirup

Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit

5. Mutagenisitas Sel Induk

Dalam melakukan observasi dibedakan kategori sebagai berikut :

Kategori

Kriteria

Kategori 1 :

Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan atau diduga kuat menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia

Kategori 1 A

Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia

Kriteria : Kejadian positif dari studi epidemiologi pada manusia

Kategori 1 B

Bahan kimia yang dianggap menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia

Kriteria :

Kejadian positif dari uji mutagenisitas sel induk in vivo pada mamalia yang diturunkan, atau kejadian positif dari uji mutagenisitas sel somatik pada mamalia, dalam kombinasi dengan kejadian dimana bahan berpotensi menimbulkan mutasi pada sel induk. Kejadian yang mendukung mungkin, sebagai contoh, diturunkan dari uji mutagenisitas / genotoksis dalam sel induk in vivo , atau dengan demonstrasi kebiasaan bahan atau metabolitnya yang berinteraksi dengan material genetik sel induk, atau. Hasil positif dari uji yang menunjukkan efek mutagenik pada sel induk pada manusia, tanpa demonstrasi transmisi progensi, sebagai contoh adanya peningkatan frekuensi aneuplody sel sperma pada orang yang terpapar

Kategori 2

Bahan kimia yang menyebabkan awas untuk manusia yang potensial

Kriteria :

Kejadian positif berdasarkan percobaan pada mamalia dan / atau dalam beberapa

Kasus dari percobaan in vitro , yang berupa :

  • uji mutagenisitas sel somatik in vivo, pada mamalia, atau
  • uji genotoksisitas sel somatik in vivo lainnya dimana disuport oleh hasil

    yg positif dari penetapan uji mutagenisitas

    Catatan :

    Bahan kimia yang menunjukkan hasil positif pada uji mutagenisitas mamalia, dan

    Dimana juga menunjukkan hubungan struktur dan aktifitas yang diketahui sebagai mutagen sel induk haruslah diklasifikasikan sebagai mutagen kategori 2.

Kategori 1A

Kategori 1B

Kategori 2

Bahaya

Dapat menyebabkan kerusakan genetik

Bahaya

Dapat menyebabkan kerusakan genetik

Awas

Diduga menyebabkan kerusakan genetik

6.   Karsinogenisitas

Klasifikasi Karsinogenisitas menurut GHS

    Kategori

    Kriteria

    Kategori 1 : Diketahui menyebabkan kanker pada manusia

    Pengkategorian ini berdasar pada data epidemiologi atau binatang percobaan. Bahan kimia secara individual mungkin lebih berbeda.

    Kategori 1A :

    Diketahui mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan ini

    berdasar pada kejadian pada manusia

    Kategori1B :

    Diduga mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan ini berdasar pada binatang percobaan.

    Kategori 2 :

    Diduga karsinogen terhadap manusia

    Penempatan suatu bahan kimia ke dalam Kategori 2 dilakukan berdasarkan kejadian yang muncul pada manusia dan/atau pada studi terhadap binatang, hal ini dilakukan jika tidak cukup kepastian untuk memasukkannya ke dalam Kategori 1. Berdasar pada kuatnya kejadian bersama-sama dengan pertimbangan yang umum, seperti kejadian yang mungkin dari risalah satu kejadian yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi terhadap manusia atau kejadian yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi terhadap binatang.

    Kategori 1A

    Kategori 1B

    Kategori 2

    Bahaya

    Bahaya

    Awas

    Dapat menyebabkan kanker Dapat menyebabkan kanker

    Diduga menyebabkan kanker

    7.   Toksik terhadap reproduksi

    Kategori bahaya untuk toksisitas reproduksi :

      Kategori

      Kriteria

      Kategori 1

      Diketahui atau dianggap sebagai toksik terhadap reproduktif

      Kategori ini termasuk bahan yang diketahui memiliki efek yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau efek terhadap perkembangan manusia atau apabila terdapat bukti dari studi terhadap hewan yang memungkinkan diperkuat dengan informasi lain, untuk memberi dugaan kuat bahwa bahan tersebut memiliki kapasitas untuk mempengaruhi reproduksi manusia. Untuk tujuan regulasi suatu bahan dapat dibedakan lebih jauh berdasarkan apakah kejadian untuk klasifikasi terutama dari data manusia (kategori 1A) atau dari data hewan (kategori 1B).

      Kategori 1A

      Diketahui sebagai bahan yang toksis terhadap reproduksi manusia.

      Penempatan bahan kimia dalam kategori ini umumnya berdasarkan adanya bukti pada manusia

      Kategori 1B

      Dianggap toksik pada reproduksi manusia

      Penempatan bahan pada kategori ini sebagian besar didasarkan pada kejadian dari percobaan terhadap hewan. Data dari studi pada hewan sebaiknya memberikan bukti yang jelas mengenai toksisitas reproduksi secara spesifik dengan tidak adanya efek toksik lain, efek yang tidak diinginkan terhadap reproduksi dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder dari efek toksik lain. Bagaimanapun bila ada informasi mekanisme yang meningkatkan keraguan mengenai keterkaitan efek pada manusia, klasifikasi pada kategori 2 bisa jadi lebih tepat.

      Kategori 2

      Diduga toksik terhadap reproduksi manusia.

      Kategori ini termasuk bahan yang pada beberapa kejadian pada manusia atau hewan percobaan, mungkin diperkuat dengan informasi lain mengenai efek yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau pada perkembangan, dengan tidak adanya efek toksik lain, atau bila terjadi bersamaan dengan efek toksik lain efek yang tidak diinginkan terhadap reproduksi ini dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder non spesifik dari efek toksik lain dan dimana kejadian cukup memungkinkan untuk menempatkan bahan di kategori 1. untuk singkatnya, kekurangan pada studi dapat membuat kualitas bukti kurang meyakinkan dan dalam kategori 2 ini klasifikasinya lebih tepat.

      Kategori 1A

      Kategori 1B

      Kategori 2

      Kategori tambahan

      untuk Efek pada/

      melalui menyusui

      Tidak ada simbol

      Bahaya

      Bahaya

      Awas

      Tidak ada kata sinyal

      Dapat merusak fertilitas atau janin

      Dapat merusak fertilitas atau janin

      Diduga merusak fertilitas atau janin

      Dapat membahayakan bayi yang menyusu

      8.   Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal

      Kategori untuk toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal

        Kategori

        Kriteria

        Kategori 1

        Bahan yang menghasilkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau berdasarkan bukti pada studi terhadap hewan bahan dianggap memiliki potensi toksisitas melalui paparan tunggal pada manusia.

        Penempatan bahan pada kategori 1 berdasarkan :

        • Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau studi epidemiologi;
        • Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik signifikan dan atau berat, yang terkait dengan kesehatan manusia yang dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah
        Kategori 2

        Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan tunggal. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan sedang.

        Kategori 3 Efek pada organ sasaran sementara

        Efek pada target organ sasaran dimana bahan kimia atau campuran tidak dapat memenuhi kriteria pada kategori 1 dan 2 diatas. Efek dimana mempengaruhi secara luas pada organ dalam waktu singkat setelah terpapar dan dimana orang dapat sembuh dalam waktu tertentu tanpa meninggalkan perubahan struktur atau fungsi. Kategori ini hanya termasuk efek narkotika dan iritasi pernafasan

        Panduan Rentang Nilai untuk Dosis paparan Tunggal

        Panduan Rentang Nilai untuk :

        Rute Paparan

        Unit

        Kategori 1

        Kategori 2

        Oral (tikus)

        Dermal (tikus, kelinci)

        Inhalasi (tikus) gas

        Inhalasi (tikus) uap

        Inhalasi (tikus) debu/mist/fume

        mg/kgBB

        mg/kgBB

        ppm

        mg/l

        mg/15′

        C £ 300

        C £ 1000

        C £ 2500

        C £ 10

        C £ 1,0

        2000 ³ C > 300

        2000 ³ C > 1000

        5000 ³ C > 10

        20 > C > 10

        5,0 > C > 10

        Kategori 1

        Kategori 2

        Kategori 3

        Bahaya

        Awas

        Awas

        Menyebabkan kerusakan pada organ ……. (atau nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut)

        Dapat menyebabkan kerusakan pada organ ……. (atau nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut)

        Dapat menyebabkan iritasi pernapasan, atau

        dapat menyebabkan kantuk dan pusing

        9.  Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan berulang

        Kategori

        Kriteria

        Kategori 1

        Bahan yang menyebabkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau berdasarkan bukti terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi untuk menyebabkan tokksisits signifikan pada manusia untuk paparan berulang. Penempatan bahan pada klategori 1 berdasarkan :

        Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau studi epidemiologi, atau Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik signifikan dan atau berat, yang terkait dengan kesehatan manusia yang dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah

        Kategori 2

        Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan berulang. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan sedang.

        Catatan

        Untuk kedua kategori organ target spesifik atau spesifik yang terutama terpengaruh oleh bahan yang terklasifikasi, atau bahan dapat diidentifikasi sebagai toksikan sistemik umum. Percobaan seharusnya dibuat untuk menentukan toksisitas organ target utama dan diklasifikasikan untuk tujuan tersebut, contohnya hepatotoksikan dan neurotoksikan. Data harus dievaluasi dengan hati-hati dan bila mungkin tidak termasuk efek sekundernya, contohnya hepatotoksikan dapat menyebabkan efek sekunder pada saraf atau sistem gastrointestinal. Panduan untuk membantu mengklasifikasi berdasarkan hasil yang didapat dari studi yang terkait dengan hewan percobaan. Untuk kategori 1, efek toksik signifikan diamati selama 90 hari pemberian dosis pada hewan percobaan dan dilihat pada/dibawah nil

        Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 1

        Rute Paparan

        Unit

        Nilai Panduan

        (dosis/konsentrasi)

        Oral (tikus)

        Dermal (tikus, kelinci)

        Inhalasi (tikus) gas

        Inhalasi (tikus) uap

        Inhalasi (tikus) debu/mist/fume

        mg/kgBB

        mg/kgBB

        ppm

        mg/l

        mg/15′

        10

        20

        50

        0.2

        0.02

        Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 2

        Rute Paparan

        Unit

        Nilai Panduan

        (dosis/konsentrasi)

        Oral (tikus)

        Dermal (tikus, kelinci)

        Inhalasi (tikus) gas

        Inhalasi (tikus) uap

        Inhalasi (tikus) debu/mist/fume

        mg/kgBB

        mg/kgBB

        ppm

        mg/l

        mg/15′

        10-100

        20-200

        50-250

        0.2-1.0

        0.02-0.2

        Kategori 1

        Kategori 2

        Bahaya

        Awas

        Menyebabkan kerusakan pada organ… (nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) setelah paparan jangka panjang atau berulang (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut)

        Dapat menyebabkan kerusakan pada organ ….. (nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) setelah paparan jangka panjang atau berulang (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut)

        10. Bahaya Aspirasi

        Kategori untuk bahaya aspirasi :

          Kategori

          Kriteria

          Kategori 1

          Bahan kimia yang diketahui menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi atau dianggap menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi

          1. Berdasarkan bukti yang dapat dipercaya pada manusia, (contoh bahan kimia yang termasuk dalam kategori 1 adalah hidrokarbon tertentu, terpentin dan minyak cemara) atau
          2. Jika bahan kimia tersebut adalah hidrokarbon dan memiliki viskositas kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5 mm2/s, diukur pada suhu 40 C
          Kategori 2

          Bahan kimia yang diduga dapat menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi

          Berdasarkan pada penelitian pada hewan yang telah ada dan pendapat ahli tentang tegangan muka, kelarutan dalam air, titik didih dan volatilitas bahan kimia selain dari yang diklasifikasikan dalam kategori 1 dimana memiliki viskositas kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5 mm2/s,diukur pada suhu 40 C (badan yang berwenang menentukan bahan kimia yang termasuk dalam kategori ini adalah n-alkohol yang terdiri kurang dari 3-13 atom karbon, isobutil alkohol, dan keton yang terdiri tidak lebih dari 13 atom karbon)

          Kategori 1

          Kategori 2

          Bahaya

          Awas

          Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernapasan

          Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernapasan

          11.  Berbahaya terhadap lingkungan akuatik

          (a)  toksisitas akut terhadap biota perairan

            Kategori 1

            Kategori 2

            Kategori 3


            Tanpa simbol

            Tanpa simbol

            awas

            __

            __

            Sangat toksik bagi kehidupan akuatik

            Toksik bagi kehidupan akuatik

            Berbahaya bagi kehidupan akuatik

            LC50
            £ 1 mg/ l

            1 < LC50
            £ 10 mg / l

            10 mg/l < LC50
            £ 100 mg/l

            (b) toksisitas kronis terahdap biota perairan

            Kategori 1

            Kategori 2

            Kategori 3

            Kategori 4


            Tanpa simbol

            Tanpa simbol

            awas

            __

            __

            __

            Sangat toksik terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang

            Toksik terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang

            Berbahaya terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang

            Dapat menyebabkan bahaya efek jangka panjang terhadap kehidupan akuatik

            LC50 £ 1 mg/L

            Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4)

            1 mg/L < LC50 £ 10 mg/L

            Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan

            cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4); kecuali nilai NOECs kronis > 1 mg/l

            10 mg/L < LC50 £ 100 mg/L

            Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4); kecuali nilai NOECs kronis > 1 mg/l

            • Sukar larut dalam air dan tidak ada data toksisitas akut
            • Kurang memiliki potensi untuk dapatterdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4); kecuali nilai NOECs kronis > 1 mg/l
             
            5 Komentar

            Ditulis oleh pada Mei 4, 2010 inci GHS ( Global Harmoni System )

             

            5 responses to “KLASIFIKASI DAN PELABELAN BAHAN KIMIA VERSI GHS ( Bahaya Kesehatan )

            1. Purwadi l Grosir Sepatu Safety

              September 15, 2010 at 4:22 pm

              Terima kasih atas sharingnya yg sangat menarik,
              semoga bermanfaat.

              Salam kenal & sukses selalu,
              Purwadi
              Grosir Sepatu Safety
              http://grosirsepatusafety.wordpress.com
              0811773163

               
            2. Weld.Is

              Februari 25, 2011 at 12:51 am

              apa ada rummus hitungan secara otomatis dan perkalian serta pembagia

               
            3. Weld.Is

              Februari 25, 2011 at 12:53 am

              tentang ghs nya om…………………..

               
            4. Asep Awaludin

              Februari 22, 2017 at 12:39 pm

              Terima kasih atas sharingnya, sangat membantu…

               
            5. Heru Marwanto

              Oktober 10, 2018 at 12:23 pm

              Mas Boleh Tahu Sumbernya Kah (File Aslinya)? Saya ada perlu soal ini…

               

            Tinggalkan komentar