B. BAHAYA KESEHATAN
1. Toksisitas akut
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Toksisitas akut |
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
Kategori 4 |
Kategori 5 |
||
Oral (mg/kg) |
LD 50 ≤ 5 |
5 <LD 50≤ 50 |
50 < LD 50 ≤ 300 |
300 < LD 50 ≤ 2000 |
|
||
Kulit (mg/kg) |
LD 50 ≤ 50 | 50 < LD 50 ≤ 200 |
200 < LD 50 ≤ 1000 |
1000 < LD50 ≤ 2000 | |||
Gas (bpj) |
LC 50 ≤ 100 | 100 < LC 50 ≤ 500 |
500 < LC 50 ≤ 2500 |
2500< LC 50 ≤ 5000 | |||
Uap (mg/L) |
LC 50 ≤ 0,5 | 0,5 < LC 50 ≤ 2 |
2 < LC 50 ≤ 10 |
10 < LC 50 ≤ 20 | |||
Debu (mg/L) |
LC 50 ≤ 0,05 | 0,05 < LC 50 ≤ 0,5 |
0,5 < LC 50 ≤ 1 |
1 < LC 50 ≤ 5 |
|||
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
Kategori 4 |
Kategori 5 |
|||
Piktogram |
Tanpa simbol |
||||||
Kata Sinyal |
Bahaya |
Bahaya |
Bahaya |
Awas |
Awas |
||
Pernyataan Bahaya Oral : |
Fatal jika tertelan | Fatal jika tertelan | Toksik jika tertelan | Berbahaya jika tertelan | Dapat berbahaya jika tertelan | ||
Kulit |
Fatal jika terkena kulit | Fatal jika terkena kulit | Toksik jika terkena kulit | Berbahaya jika terkena kulit | Dapat berbahaya jika terkena kulit | ||
Terhirup | Fatal jika terhirup | Fatal jika terhirup | Toksik jika terhirup | Berbahaya jika terhirup | Dapat berbahaya jika terhirup |
2. Korosi / Iritasi kulit
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Subkategori korosif |
Korosif terhadap ³ 1 dari 3 binatang |
||
Kategori 1 : Korosif (Untuk otoritas yang tidak mengunakan kategori) Korosif |
Hanya digunakan pada beberapa otoritas |
Paparan |
Observasi |
I A |
£ 3 menit |
£ 1 jam |
|
I B |
> 3 menit – £ 1 jam |
£ 14 jam |
|
I C |
> 1 jam – £ 4 jam |
£ 14 jam |
|
Kategori 2 : iritasi (untuk semua otoritas) |
|
||
Kategori 3 : iritasi ringan (hanya untuk beberapa otoritas) |
|
Kategori 1A |
Kategori 1B |
Kategori 1C |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
Tanpa simbol
|
||||
Bahaya |
Bahaya |
Bahaya |
Awas |
Awas |
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah | Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah | Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah |
Menyebabkan iritasi kulit |
Menyebabkan iritasi ringan pada ku |
3. Kerusakan / iritasi serius pada mata
Bahan ini dikelompokkan sebagai berikut :
Kategori 1 |
Iritan pada mata ( efek tidak terpulihkan pada mata ) adalah uji terhadap bahan yang menimbulkan :
|
Sensitisasi Kategori 2 A |
Iritan pada mata adalah uji bahan yang menimbulkan :
|
Kategori 2 B |
Iritan pada mata berupa iritasi ringan yang dapat pulih setelah 7 hari observasi |
Kategori 1 |
Kategori 2A |
Kategori 2B |
Tanpa simbol |
||
Bahaya |
Awas |
Awas |
Menyebabkan kerusakan serius pada mata |
Menyebabkan iritasi serius pada mata |
Menyebabkan iritasi pada mata |
4. Sensitisasi pernafasan / kulit
Sensitisasi saluran pernafasan :
Kategori |
Kriteria |
1 |
|
Sensitisasi pada kulit :
Kategori |
Kriteria |
1 |
Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan |
Kategori 1 |
Kategori 1 |
Bahaya |
Awas |
Dapat menyebabkan gejala alergi atau gejala asma atau sulit bernapas jika terhirup |
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit |
5. Mutagenisitas Sel Induk
Dalam melakukan observasi dibedakan kategori sebagai berikut :
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 : |
Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan atau diduga kuat menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia |
Kategori 1 A |
Bahan kimia yang diketahui menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia Kriteria : Kejadian positif dari studi epidemiologi pada manusia |
Kategori 1 B |
Bahan kimia yang dianggap menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia Kriteria : Kejadian positif dari uji mutagenisitas sel induk in vivo pada mamalia yang diturunkan, atau kejadian positif dari uji mutagenisitas sel somatik pada mamalia, dalam kombinasi dengan kejadian dimana bahan berpotensi menimbulkan mutasi pada sel induk. Kejadian yang mendukung mungkin, sebagai contoh, diturunkan dari uji mutagenisitas / genotoksis dalam sel induk in vivo , atau dengan demonstrasi kebiasaan bahan atau metabolitnya yang berinteraksi dengan material genetik sel induk, atau. Hasil positif dari uji yang menunjukkan efek mutagenik pada sel induk pada manusia, tanpa demonstrasi transmisi progensi, sebagai contoh adanya peningkatan frekuensi aneuplody sel sperma pada orang yang terpapar |
Kategori 2 |
Bahan kimia yang menyebabkan awas untuk manusia yang potensial Kriteria : Kejadian positif berdasarkan percobaan pada mamalia dan / atau dalam beberapa Kasus dari percobaan in vitro , yang berupa :
|
Kategori 1A |
Kategori 1B |
Kategori 2 |
Bahaya Dapat menyebabkan kerusakan genetik |
Bahaya Dapat menyebabkan kerusakan genetik |
Awas Diduga menyebabkan kerusakan genetik |
6. Karsinogenisitas
Klasifikasi Karsinogenisitas menurut GHS
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 : | Diketahui menyebabkan kanker pada manusia Pengkategorian ini berdasar pada data epidemiologi atau binatang percobaan. Bahan kimia secara individual mungkin lebih berbeda. |
Kategori 1A : |
Diketahui mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan ini berdasar pada kejadian pada manusia |
Kategori1B : |
Diduga mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia, pengelompokan ini berdasar pada binatang percobaan. |
Kategori 2 : |
Diduga karsinogen terhadap manusia Penempatan suatu bahan kimia ke dalam Kategori 2 dilakukan berdasarkan kejadian yang muncul pada manusia dan/atau pada studi terhadap binatang, hal ini dilakukan jika tidak cukup kepastian untuk memasukkannya ke dalam Kategori 1. Berdasar pada kuatnya kejadian bersama-sama dengan pertimbangan yang umum, seperti kejadian yang mungkin dari risalah satu kejadian yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi terhadap manusia atau kejadian yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi terhadap binatang. |
Kategori 1A |
Kategori 1B |
Kategori 2 |
Bahaya |
Bahaya |
Awas |
Dapat menyebabkan kanker | Dapat menyebabkan kanker |
Diduga menyebabkan kanker |
7. Toksik terhadap reproduksi
Kategori bahaya untuk toksisitas reproduksi :
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 |
Diketahui atau dianggap sebagai toksik terhadap reproduktif Kategori ini termasuk bahan yang diketahui memiliki efek yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau efek terhadap perkembangan manusia atau apabila terdapat bukti dari studi terhadap hewan yang memungkinkan diperkuat dengan informasi lain, untuk memberi dugaan kuat bahwa bahan tersebut memiliki kapasitas untuk mempengaruhi reproduksi manusia. Untuk tujuan regulasi suatu bahan dapat dibedakan lebih jauh berdasarkan apakah kejadian untuk klasifikasi terutama dari data manusia (kategori 1A) atau dari data hewan (kategori 1B). |
Kategori 1A |
Diketahui sebagai bahan yang toksis terhadap reproduksi manusia. Penempatan bahan kimia dalam kategori ini umumnya berdasarkan adanya bukti pada manusia |
Kategori 1B |
Dianggap toksik pada reproduksi manusia Penempatan bahan pada kategori ini sebagian besar didasarkan pada kejadian dari percobaan terhadap hewan. Data dari studi pada hewan sebaiknya memberikan bukti yang jelas mengenai toksisitas reproduksi secara spesifik dengan tidak adanya efek toksik lain, efek yang tidak diinginkan terhadap reproduksi dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder dari efek toksik lain. Bagaimanapun bila ada informasi mekanisme yang meningkatkan keraguan mengenai keterkaitan efek pada manusia, klasifikasi pada kategori 2 bisa jadi lebih tepat. |
Kategori 2 |
Diduga toksik terhadap reproduksi manusia. Kategori ini termasuk bahan yang pada beberapa kejadian pada manusia atau hewan percobaan, mungkin diperkuat dengan informasi lain mengenai efek yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau kapasitas reproduksi atau pada perkembangan, dengan tidak adanya efek toksik lain, atau bila terjadi bersamaan dengan efek toksik lain efek yang tidak diinginkan terhadap reproduksi ini dipertimbangkan sebagai konsekuensi sekunder non spesifik dari efek toksik lain dan dimana kejadian cukup memungkinkan untuk menempatkan bahan di kategori 1. untuk singkatnya, kekurangan pada studi dapat membuat kualitas bukti kurang meyakinkan dan dalam kategori 2 ini klasifikasinya lebih tepat. |
Kategori 1A |
Kategori 1B |
Kategori 2 |
Kategori tambahan untuk Efek pada/ melalui menyusui |
Tidak ada simbol |
|||
Bahaya |
Bahaya |
Awas |
Tidak ada kata sinyal |
Dapat merusak fertilitas atau janin |
Dapat merusak fertilitas atau janin |
Diduga merusak fertilitas atau janin |
Dapat membahayakan bayi yang menyusu |
8. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal
Kategori untuk toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 |
Bahan yang menghasilkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau berdasarkan bukti pada studi terhadap hewan bahan dianggap memiliki potensi toksisitas melalui paparan tunggal pada manusia. Penempatan bahan pada kategori 1 berdasarkan :
|
Kategori 2 |
Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan tunggal. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan sedang. |
Kategori 3 | Efek pada organ sasaran sementara Efek pada target organ sasaran dimana bahan kimia atau campuran tidak dapat memenuhi kriteria pada kategori 1 dan 2 diatas. Efek dimana mempengaruhi secara luas pada organ dalam waktu singkat setelah terpapar dan dimana orang dapat sembuh dalam waktu tertentu tanpa meninggalkan perubahan struktur atau fungsi. Kategori ini hanya termasuk efek narkotika dan iritasi pernafasan |
Panduan Rentang Nilai untuk Dosis paparan Tunggal
Panduan Rentang Nilai untuk :
Rute Paparan
Unit
Kategori 1
Kategori 2
Oral (tikus)
Dermal (tikus, kelinci)
Inhalasi (tikus) gas
Inhalasi (tikus) uap
Inhalasi (tikus) debu/mist/fume
mg/kgBB
mg/kgBB
ppm
mg/l
mg/15′
C £ 300
C £ 1000
C £ 2500
C £ 10
C £ 1,0
2000 ³ C > 300
2000 ³ C > 1000
5000 ³ C > 10
20 > C > 10
5,0 > C > 10
Panduan Rentang Nilai untuk :
Rute Paparan
Unit
Kategori 1
Kategori 2
Dermal (tikus, kelinci)
Inhalasi (tikus) gas
Inhalasi (tikus) uap
Inhalasi (tikus) debu/mist/fume
mg/kgBB
mg/kgBB
ppm
mg/l
mg/15′
C £ 300
C £ 1000
C £ 2500
C £ 10
C £ 1,0
2000 ³ C > 300
2000 ³ C > 1000
5000 ³ C > 10
20 > C > 10
5,0 > C > 10
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
Bahaya |
Awas |
Awas |
Menyebabkan kerusakan pada organ ……. (atau nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut) |
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ ……. (atau nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut) |
Dapat menyebabkan iritasi pernapasan, atau dapat menyebabkan kantuk dan pusing |
9. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan berulang
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 |
Bahan yang menyebabkan toksisitas signifikan terhadap manusia atau berdasarkan bukti terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi untuk menyebabkan tokksisits signifikan pada manusia untuk paparan berulang. Penempatan bahan pada klategori 1 berdasarkan : Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau studi epidemiologi, atau Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik signifikan dan atau berat, yang terkait dengan kesehatan manusia yang dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah |
Kategori 2 |
Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia melaui paparan berulang. Penempatan bahan dalam kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan sedang. |
Catatan |
Untuk kedua kategori organ target spesifik atau spesifik yang terutama terpengaruh oleh bahan yang terklasifikasi, atau bahan dapat diidentifikasi sebagai toksikan sistemik umum. Percobaan seharusnya dibuat untuk menentukan toksisitas organ target utama dan diklasifikasikan untuk tujuan tersebut, contohnya hepatotoksikan dan neurotoksikan. Data harus dievaluasi dengan hati-hati dan bila mungkin tidak termasuk efek sekundernya, contohnya hepatotoksikan dapat menyebabkan efek sekunder pada saraf atau sistem gastrointestinal. Panduan untuk membantu mengklasifikasi berdasarkan hasil yang didapat dari studi yang terkait dengan hewan percobaan. Untuk kategori 1, efek toksik signifikan diamati selama 90 hari pemberian dosis pada hewan percobaan dan dilihat pada/dibawah nil |
Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 1
Rute Paparan |
Unit |
Nilai Panduan (dosis/konsentrasi) |
Oral (tikus) Dermal (tikus, kelinci) Inhalasi (tikus) gas Inhalasi (tikus) uap Inhalasi (tikus) debu/mist/fume |
mg/kgBB mg/kgBB ppm mg/l mg/15′ |
10 20 50 0.2 0.02 |
Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 2
Rute Paparan |
Unit |
Nilai Panduan (dosis/konsentrasi) |
Oral (tikus) Dermal (tikus, kelinci) Inhalasi (tikus) gas Inhalasi (tikus) uap Inhalasi (tikus) debu/mist/fume |
mg/kgBB mg/kgBB ppm mg/l mg/15′ |
10-100 20-200 50-250 0.2-1.0 0.02-0.2 |
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Bahaya |
Awas |
Menyebabkan kerusakan pada organ… (nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) setelah paparan jangka panjang atau berulang (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut) |
Dapat menyebabkan kerusakan pada organ ….. (nyatakan semua organ yang terpengaruh jika diketahui) setelah paparan jangka panjang atau berulang (nyatakan rute paparan jika terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada rute paparan lain yang menyebabkan bahaya tersebut) |
10. Bahaya Aspirasi
Kategori untuk bahaya aspirasi :
Kategori |
Kriteria |
Kategori 1 Bahan kimia yang diketahui menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi atau dianggap menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi |
|
Kategori 2 Bahan kimia yang diduga dapat menyebabkan bahaya toksisitas aspirasi |
Berdasarkan pada penelitian pada hewan yang telah ada dan pendapat ahli tentang tegangan muka, kelarutan dalam air, titik didih dan volatilitas bahan kimia selain dari yang diklasifikasikan dalam kategori 1 dimana memiliki viskositas kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5 mm2/s,diukur pada suhu 40 C (badan yang berwenang menentukan bahan kimia yang termasuk dalam kategori ini adalah n-alkohol yang terdiri kurang dari 3-13 atom karbon, isobutil alkohol, dan keton yang terdiri tidak lebih dari 13 atom karbon) |
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Bahaya |
Awas |
Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernapasan |
Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernapasan |
11. Berbahaya terhadap lingkungan akuatik
(a) toksisitas akut terhadap biota perairan
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
|
Tanpa simbol |
Tanpa simbol |
awas |
__ |
__ |
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik |
Toksik bagi kehidupan akuatik |
Berbahaya bagi kehidupan akuatik |
LC50 |
1 < LC50 |
10 mg/l < LC50 |
(b) toksisitas kronis terahdap biota perairan
Kategori 1 |
Kategori 2 |
Kategori 3 |
Kategori 4 |
|
Tanpa simbol |
Tanpa simbol |
|
awas |
__ |
__ |
__ |
Sangat toksik terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang |
Toksik terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang |
Berbahaya terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang |
Dapat menyebabkan bahaya efek jangka panjang terhadap kehidupan akuatik |
LC50 £ 1 mg/L Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4) |
1 mg/L < LC50 £ 10 mg/L Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4); kecuali nilai NOECs kronis > 1 mg/l |
10 mg/L < LC50 £ 100 mg/L Kurang memiliki potensi untuk dapat terdegradasi secara alamiah dengan cepat dan atau memiliki potensi bioakumulasi (BCF ³ 500 atau log Kow ³ 4); kecuali nilai NOECs kronis > 1 mg/l |
|
Purwadi l Grosir Sepatu Safety
September 15, 2010 at 4:22 pm
Terima kasih atas sharingnya yg sangat menarik,
semoga bermanfaat.
Salam kenal & sukses selalu,
Purwadi
Grosir Sepatu Safety
http://grosirsepatusafety.wordpress.com
0811773163
Weld.Is
Februari 25, 2011 at 12:51 am
apa ada rummus hitungan secara otomatis dan perkalian serta pembagia
Weld.Is
Februari 25, 2011 at 12:53 am
tentang ghs nya om…………………..
Asep Awaludin
Februari 22, 2017 at 12:39 pm
Terima kasih atas sharingnya, sangat membantu…
Heru Marwanto
Oktober 10, 2018 at 12:23 pm
Mas Boleh Tahu Sumbernya Kah (File Aslinya)? Saya ada perlu soal ini…